Senin, 13 Mei 2013


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Pemeriksaan bayi baru lahir meliputi pemeriksaan seksama bayi baru lahir dan biasanya di lakukan dalam beberapa jam setelah kelahiran. Umumnya cukup cepat dilakukan setelah cukup latihan. Sesuai berjalannya waktu, perawat akan terbiasa dengan penampilan dan respons bayi baru lahir pada umumnya, bahwa ada sesuatu yang beda, kecerendungan tidak biasa atau abnormal akan tampak jelas.Penting untuk melibatkan orang tua dalam pemeriksaan bayi mereka, menjelaskan semua tindakan, dan menenangkan mereka.Bila ada kecurigaan anomaly, harus diberikan penjelasan yang jelas daan sederhana.Bila perawat tidak mampu menjawab pertanyaan orang tua, harus segera memanggil seorang dokter anak senior.Dokter anak dapat datang dan berbicara dengan orang tua dan memeriksa bayi bila perlu.Bila penyampaian kabar buruk dilakukan dengan tidak baik, bisa terjadi penolakan bayi (Kelnar & Harvey, 1987).
Bayi dengan hasil total, 7 atau lebih pada menit pertama setelah lahir, secara umum berada pada keadaan sehat.Bukan berarti skor yang rendah menunjukkan bahwa anak Anda tidak sehat atau tidak normal.Hasil yang rendah dalam penilaian itu, menunjukkan bahwa anak Anda membutuhkan tindakan yang sifatnya segera, seperti menyedot/mengeluarkan cairan dari saluran pernapasan atau pemberian oksigen untuk membantu pernapasan, tindakan tersebut dapat memberikan perbaikan keadaan bayi secara umum.
Pada menit ke-5 setelah lahir, penilaian kembali dilakukan, dan jika skor bayi tidak naik hingga nilai 7 atau lebih dan berdasarkan pertimbangan lainnya dari keadaan bayi makadokter dan perawat akan melanjutkan tindakan medis yang perlu untuk dilakukan dan pemantauan intensif. Beberapa bayi yang lahir dengan masalah pada organ jantung dan paru-paru akan membutuhkan tindakan medis lanjutan, sedangkan yang lain hanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan luar. Kebanyakan bayi baru lahir dengan nilai Apgar pertama dibawah 7, akan baik-baik saja.
Hal yang penting bagi orang tua yang baru memiliki bayi untuk mengetahui nilai Apgar.Penilaian ini dibuat untuk menolong tenaga kesehatan dalam mengkaji kondisi secara umum bayi baru lahir dan memutuskan untuk melakukan tindakan darurat atau tidak.Penilaian ini bukan ditujukan sebagai preidiksi terhadap kesehatan bayi atau perilaku bayi, atau bahkan status intelegensia/kepandaian.Beberapa bayi dapat mencapai angka 10, dan tidak jarang, bayi yang sehat memiliki skor yang lebih rendah dari biasanya, terutama pada menit pertama saat baru lahir.
Perlu diingai bahwa skor apgar agak rendah (terutama pada menit pertama) adalah normal pada beberapa bayi baru lahir, terutama bayi yang lahir dari ibu hamil dengan risiko tinggi, lahir melalui proses operasi cesar, atau ibu yang memiliki komplikasi selama kehamilan maupun proses persalinan. Skor Apgar yang rendah juga bisa terjadi pada bayi prematur, dimana kemampuan untuk menggerakkan otot/alat gerak lebih rendah daripada bayi cukup bulan. Bayi prematur dalam kasus apapun akan memerluan pemantauan ekstra dan bantuan pernapasan, dikarenakan paru-paru belum sempurna. Jika dokter Anda atau tenaga kesehatan peduli terhadap penilaian bayi Anda, maka mereka akan memberitahukan dan menjelaskan kondisi bayi Anda, apa yang mungkin menjadi penyebab masalah, dan penanganan apa yang akan diberikan. Yang paling penting, sebagian besar bayi melakukan penyesuaian dengan baik maka tetap tenang dan jalani proses tersebut dengan sebaik-baiknya.

1.2. Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana cara mengetahui pengukuran apgar score pada bayi baru lahir?
1.2.2 Bagaimana cara mengukur antropometri pada bayi baru lahir?

1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui cara pengukuran apgar score pada bayi baru lahir.
1.3.2 Untuk mengetahui cara pengukuran antropometri pada bayi baru lahir.



BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian apgar score
Penilaian apgar adalah metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan neonatus dalam 1 sapai 5 menit setelah lahir.Penilaian menit pertama adalah menentukan tindakan, sedangkan menit kelima adalah menentukan prognosa.
Sesaat setelah bayi lahir, penolong persalinan biasanya langsung melakukan penilaian terhadap bayi tersebut.Perangkat yang digunakan untuk menilai dinamakan Skor apgar. Kata apgar diambil dari nama belakang penemunya, yaitu Dr. Virginia Apgar. Virgnia Apgar adalah seorang ahli anak sekaligus ahli anestesi.Skor ini dipublikasikannya pada tahun 1952.
Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield membuat akronim dari kata apgar yaitu Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace(respon refleks), Activity (tonus otot), and Respiration (pernapasan) (Wikipedia,2007).
Skor Apgar biasanya dinilai pada menit pertama kelahiran dan biasanya diulang pada menit kelima. Dalam situasi tertentu, Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10, 15 dan 20. (MedicineNet,2007)
  • Penilaian Skor Apgar
Prosedur :
  1. Hitung frekuensi jantung
  2. Kaji kemampuan bernapas
  3. Kaji tonus otot
  4. Kaji kemampuan reflex
  5. Kaji warna kulit
  6. Hitung total skor yang didapat dari hasil pengkajian
  7. Tentukan hasil penilaian kedalam tiga kategori asfiksia, yaitu
  1. Adaptasi baik: skor 7-10
  2. Asfiksia ringan dan sedang: skor 4-6
  3. Asfiksia berat: skor 0-3
Penilaian tersebut dilakukan pada 1 menit, 5 menit, 10 menit dan 15 menit setelah bayi baru lahir.
  • Komponen Penilaian Apgar




TANDA
SKOR


1
SKOR


2
SKOR


3
Warna kulit (Appearance)
Pucat atau biru


Badan pink tetapi ekstremitas biru
Seluruh tubuh Kemerahan/pink
Denyut jantung
(Pulse)
Tidak ada
< 100 x/menit

> 100 x / menit

Iritabilitas/respon pada saat ada rangsangan dihisap (Grimacy)
Not respond

Merintih

Menangis

Tonus otot
(Activity)

Lemah/flaccid

Ekstremitas fleksi lembut pada lengan/tungkai
Fleksi baik/gerakan aktif

Respirasi
(Respiratory)
Not respond

Lemah , tdk teratur

Bagus/upaya kuat, menangis

  • Warna
Bayi kaukasia harus tampak merah jambu pada saat dilahirkan dengan ekstremitas bayi tetap kebiruan selama beberapa jam setelah kelahiran. Bayi dengan kulit yang lebih gelap cenderung tampak lebih pucat disbanding warna kulit orang tuanya.
Kemungkinan masalahnya adalah sebagai berikut:
  1. Sianosis adalah kebiruan disekitar mulut dan batang tubuh serta mungkin menunjukkan masalah pernapasan atau jantung. Bayi berkulit gelap akan tampak putih keabu-abuan saat mengalami sianosis. Bila bayi tampak sianosis, oksigen fasial harus diberikan dan dokter anak harus dihubungi.
  2. Bayi yang sangat pucat mungkin mengalami masalah jantung, anemia atau syok saat kelahiran, dan perlu resusitasi.
  3. Beberapa bayi mengalami kongesti wajah. Ini bisa disebabkan oleh persalinan cepat atau lilitan tali pusat dileher saat lahir. Kongesti wajah adalah perubahan warna biru kulit yang dikenal sebagai ruam petekie, tampak disekitar wajah bayi. Bibir dan membrane mukosa harus merah jambu. Bidan harus ingat bahwa kongesti wajah bisa dikelirukan dengan ruam yang bisa menunjukkan adanya trombositopenia dan dapat ditemukan pada infeksi congenital seperti toksolasmosis, meningitis, atau herpes (Gaston dan Durward, 2001).
  4. Bayi yang sangat merah mungkin mengalami pletora (menerima tranfusi plasenta dalam jumlah besar) seperti pada bayi yang kembar.
  5. Setiap derajat ikterik dalam 24 jam setelah kelahiran adalah tidak normal dan kemungkinan disebabkan oleh penyakit hemolitik atau inkompatibilitas Rhesus atau infeksi kongenital seperti rubella, toksoplasmosis, herpes virus sitomegalia atau sifilis. Pada akhirnya, bayi juga menunjukkan tanda-tanda lain infeksi (Hull dan John Ston, 1999).
  • Respirasi dan menangis
Tidak semua bayi baru lahir memulai pernafasan segera setelah lahir dan tidak juga menangis pada saat kelahiran.Terutama bila bidan telah membuat suasana yang rileks diruang kelahiran, dengan lampu redup dan suara berbisik.Namun beberapa bayi tampaknya tidak nyaman saat lahir. Begitu bayi berada dalam pelukan ibu dan tenang dalam kontak kulit ke kulit, bayi biasanya akan rileks dan berhenti menangis, sering membuka matanya, dan dengan sabar akan menyusu kea rah payudara.
Kemungkinan masalahnya sebagai berikut :
  1. Bila bayi lambat memulai respirasi namun sehat ( denyut jantung, tonus, dan kulit bayi ) bidan dapat merangsang bayi dengan menggosok bayi dengan handuk atau mengangkat keudara dingin. Bila bayi gagal bernafas efektif, bidan perlu mempertimbangkan upaya resusitasi yang lebih infasif.
  2. Bayi takipnea(respirasi lebih dari 60 permenit pada bayi aterem),grunting atau retraksin seternal kemungkinan menderita infeksi serius,aspirasi mokoneum,dan masalah respirasi atau jantung
  3. Bayi yang sangat berlendir ,yang tampak hampir tenggelam dalam sekresi,memerlukan pengisapan segera.bayi seperti ini akan terus memproduksi sekresi berlebih dan mungkin mengalami atresia esophagus.
  4. Tangisan bayi baru lahir sehat berbeda- beda namun yang biasanya jelas dengan nada tinggi atau iri tabel,bisamenunjukkan iritasi serebral.
  • Denyut jantung
Pengkajian segera denyut jantung bayi baru lahir dapat dengan mudah dilakukan dengan meletakkan dua jari langsung ke dada diatas jantung,atau dengan memegang dasar punting talipusat dan menghitung denyutan jantung.dengan pengalaman ,ini merupakan cara cepat mengkaji berbagai masalah,seperti bradikardia.
Kemungkinan masalahnya adalah sebagai berikut :
  1. Bradikardia bisa segera hilang bila tanda lainnya baik.bila tidak,bbidan perlu mempertimbangkan upaya resusitasi yang lebih akurat.
  2. Takikardia bisa terjadi sebelum kelahiran dan bisa menunjukan bahwa bayi mengalami infeksi, aspirasi mokonium, dan masalah respirasi atau jantung.
  • Tonus otot
Bayi baru lahir harus memilki tonus otot yang baik.
Kemungkinan masalahnya adalah sebagai berikut :
  1. Bayi yang lunglai saat lahir mungkin mngalami asfiksia
  2. Tonut otot yang buruk bisa juga berhubungan dengan beberapa anomaly, seperti sidrom Down.
  • Reflex atau respon
Tidak semua bayi menangis saat lahir tetapi harus memiliki reflek dan respon yang normal, seperti membuka mata dan berespon terhadap rangsangan eksternal.
  1. Respon jelek atau tidak berespon bisa merupakan tanda asfiksia.
  • Komponen penilaian apgar score
  • Dinilai 1 dan 5 menit pertama
  • Nilai 0-3 : distress hebat
  • Nilai 4-6 : kesukaran sedang
  • Nilai 7-10 : tidak ada kesukaran dlm penyesuaian ekstra uterin
  • Bayi tidak akan mencapai 10 karena warna belum merah seluruhnya
  • Nilai Apgar dipengaruhi : prematuritas, sedasi maternal, analgetik dan gangguan neuromuscular.

  1. Pengertian antropometri pada bayi
Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran).
  1. Pengukuran Rutin Bayi Baru Lahir
  1. Berat badan
Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar !0% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh.
Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700 –1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 – 450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 – 350 gram/bulan.
Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat ( growth spurt). Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :
1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
2. Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus :
Umur (bulan) + 9 = n + 9
22
Cara pengukuran berat badan anak adalah:
Letakan handuk hangat langsung di timbangan dan set ke nol sebelum menimbang bayi telanjang. Berat badan biasanya diukur dalam kilogram (kg).orang tua kemungkinan juga minta kesempatan mengambilfotonya saat ditimbang. Di rumah, bidan bisa menggunakan timbangan “ikan” tradisional, bisa untuk panduan namun, idealnya, untuk akurasi yang lebih baik, bayi harus ditimbang dengan timbangan listrik terkalibrasi segera setelah lahir.
Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram biasanya dianggap bayi berat badan rendah ;berat badan lahir sangat rendah adalah kurang dari 1500 gram;bayi makrosomik atau besar adalah yang dengan berat badan di atas persentil ke-90 untuk usia gestasinya.
Bayi yang beratnya di atas persentil ke-90 atau dibawah persentil ke-10 untuk usia gestasinya beresiko mengalami hipoglikemia, maka informasi ini harus dicatat dan diperkirakan glukosa darahnya yang perlu di pertimbangkan ( Newell et al, 1997).
  1. Panjang badan
Joniken (2002) mengajurkan, berdasarkan rekomendasi dari The Joint Working Party On Child Health ( Hall and Elliman, 2002), bahwa garis besar pengukuran panjang badan masih penting untuk pengkajian pertumbuhan dan kesehatan bayi di masa mendatang. Ia menunjukan keprihatinan setelah bahwa masa setelah kelahiran, bayi masih cukup meringkuk sehingga bukan merupakan saat yang tepat untuk melakukan pengukuran yang benar. Jokinen (20020 juga mencatat bahwa pengukuran ini bisa tidak akurat dan mengatakan penggunaan metode yang paling umum, dengan pita mengukur dari puncak kepala ke telapak kaki dengan tungkai sedikit ekstensi, terbukti jauh dari reliabel (Wilshin et al, 1999). Berbagai studi menunjukan bahwa bidan bisa memperoleh hasil yang lebih baik bila menggunakan alat ukur panjang telllentang yang lebih akurat, seperti “ rool up mat”(joniken, 2002).
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu :
a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm
b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir
c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir
d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun
e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir
f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun


  1. Lingkar kepala
Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada oksipito-frontal. Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran .kisaran normal untuk bayi aterm adalah 32-37 cm (Baston dan Durward, 2001).
Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm.
Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
    1. Siapkan pita pengukur (meteran)
    2. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya
    3. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
  1. Lingkar Lengan Atas (Lila)
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
    1. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.
    2. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
    3. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur
    4. Catat hasil pada KMS
  1. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah :
    1. Siapkan pita pengukur
    2. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada seperti pada gambar 1
    3. Catat hasil pengukuran pada KMS

  1. Profilaksis Vitamin K
Vitamin K sangat penting untuk pertumbuhan protombin yang memungkinkan darah membeku, dan ternyata kadarnya dianggap “rendah” pada bayi baru lahir. Penyakit hemoragis bayi baru lahir adalah gangguan jarang yang berpotensi fatal dan berhubungan dengan kadar vitamin K.
Wickham (2000) mengatakan bahwa kadar vitamin K “rendah” adalah normal, dan secara fisiologis, diharapkan pada bayi baru lahir. Kadar “rendah” juga ditemukan dalam air susu ibu ,membuat beberapa ahli berasumsi bahwa ini terjadi karena suatu rancangan tertentu. Pada beberapa hari dan beberapa minggu awal setelah kelahiran, bayi akan membentuk pasaokan vitamin K dari makanan. Karena rendahnya vitamin K dalam ASI , maka bayi yang mendapat ASI total adalah kelompok yang agak rentang terhadap penyakit hemoragis awitan lambat. Namun, harus dicatat bahwa lebih dari separuh bayi yang mengalami penyakit hemoragi bayi baru lahir awitan lambat memiliki penyebab yang mendasar, seperti malabsorbsi atau penyakit hepar yang menyumbang terjadinya defisiensi vitamin K (Puckett & Offringa,2002).
  1. Faktor faktor yang diketahui dalam profilaksis vit K
Penyakit hemoragis adalah penyakit yang sangat jarang , namun berpotensi fatal, yang mempengaruhi adalah :
  1. 1 dari 17.000 tanpa profilaksis ( tanpa pemberian vitamin K)
  2. 1 dari 25.000 sampai 1 dalam 70.000 bayi yang mendapatkan dosis oral 1-2 mg oral tunggal saat lahir
  3. 1 dari 400.000 setelah injeksi intra muscular tunggal saat lahir (Puckett & offringa, 2000).
  4. Insiden penyakit hemoragis menurun secara bermagna pada bayi mendapat vitamin K saat lahir (Puckett & offringa, 2000).
  5. Bayi yang paling berisiko adalah yang kelahiran secara traumatis ,bayi yang premature dan bayi yang tidak sehat.
  6. Di Inggris , lebih dari 97% bayi mendapat vitamin K setelah lahir. Ini sama dengan gambaran pada tahun 1993 ,saat debat saat mengenai resikonya sedang pada puncaknya ( Ansall et al, 2001)).
  1. Factor factor yang tidak diketahui oleh profilaksis vitamin K
  1. Golding et al. (1992) mengatakan adanya hubungan tentative antara vitamin K IM dan leukemia masa anak – anak. Puckett & Offringa,(2002) mengatakan bahwa debar mengenai vitamin K dan kanker masa kanak belum diselesaikan , tetapi pertimbangan data tidak ada hubungan.
  2. DoH (1998) merekomendasikan bahwa bayi harus diberikan pengobatan vitamin K yang memadai karena “ bukti yang ada tidak mendukung adanya peningkatan resiko kanker yang disebabkan vitamin K IM-tetapi keterbatasan data membuat tidak mungkin secara definitive menyingkirkan adanya peningkatan kecil resiko leukemia”
  3. Wickham (2000) dan perawat lain takut bahwa mungkin ada (meskipun belum ditemukan) komplikasi yang berhubungan dengan pemberian vitamin K. observasi anekdot mengatakan profilaksis vitamin K dapat meningkatkan kadar protombin dan juga, ikterik pada bayi baru lahir. (Wickham , 2000)

  1. Pemeriksaan Kepala-Ke-Kaki Bayi Baru Lahir
Tiap bidan pasti memiliki suatu system untuk memeriksa bayi baru lahir (kepala ke kaki, depan ke belakang adalah salah satu cara ). Pastikan bayi tidak terpapar telanjang untuk waktu yang lama karena suhu badannya akan turun cepat. Pemeriksaan dapat dilakukan dalam tempat tidur bayi atau ditempat tidur ibunya beristirahat sehingga ibu dapat mempertahankan apa yang dilakukan bidan.


  1. Kepala
Bayi baru lahir bisa memiliki bentuk kepala yang tidak teratur saat lahir. Orang tua harus diyakinkan bahwa bentuk kepala kepala akan segera kembali normal dan bahwa molase (tumpang – tindih tulang tengkorak)dan kaput suksedaneum (edema kulit kepala) biasa terjadi pada kelahiran. Pembengkakan besar, terkadang merah marun warnanyadikenal sebagai sefalhematoma (efusi darah dibawah periosteum tulang cranial) tidak terjadi saat lahir tetapi dapat terjadi dalam beberapa jam/ hari setelah kelahiran.Cukup lambat untuk hilang dan meskipun besar, biasanya tidak serius.Orang tua harus diberi informasi bahwa sefalhematoma perlu beberapa minggu untuk hilang dan bisa menyumbang terjadinya ikterik beberapa hari setelah kelahiran.
  1. Wajah
Penampilan dan kesimetrisan wajah dapat menunjukan berbagai sindrom seperti sindrom Erward, Down, atau Turner. Baston & Durward (2001) merekomendasikan untuk menemui kedua orang tua sebelum member komentar mengenaai penampilan yang tidak lazim karena bayi bisa saja mendapat keturunan dan kecendrungan familial.
  1. Mata
Mata harus bersih dari cairan dan peradangan, yang bila terjadi dalam 24 jam sejak kelahiran harus di diselidiki karena dapat disebabkan oleh infeksi gonokokus yang dapat menyebabkan kebutaan. Infeksi lain seperti konjungtivitis klamedia dan stavilococcus biasanya terjadi beberapa hari setelah kelahiran. Mata harus di periksa dan harus tidak ada katarak ( tampak sebagai kekeruhan kornea ) atau iris translusen yang bisa merupakan tanda albinisma. Perdarahan sub konjungtiva ( lesi merah berbentuk bulat sabit pada konjungtiva ) tidak jarang, terutama bila ibu di paksa mengejan aktif. Perdarahan minor ini menghilang dalam beberapa minggu.
Beberapa bayi tidak mau membuka mata untuk di periksa. Cobalah mengelapkan ruangan atau saat memeriksa mulut dengan jari bersarung tangan, bersih, paksalah jari menghisap jari maka kebanyakan bayi akan membuka mata spontan. Bila tidak, perhatikan bayi saat menyusu.
  1. Telinga
Wilayah pada tubuh lain, telinga bisa memiliki skin tag. Biasanya kecil dan umumnya diikat dengan benang jahit oleh dokter anak, sampai lepas sendiri. Tag atau cekung biasanya tidak signifikan tetapi dapat pula menunjukan adanya masalah ginjal serta harus didokumentasikan dan diberitahukan kepada dokter anak. Telinga letak rendah berhubungan dengan berbagai gangguan seperti sindrom patau/trisomi 13.
  1. Mulut
Untuk memeriksa mulut bayi, perawat harus memasukan jari bersarung tangan, bersih, baru dipasang,guna memeriksa langit langit mulut bayi untuk meraba adanya sumbing palatum. Inspeksi visual harus menggunakan cahaya yang baik sangat vital dan bisa menemukan sumbing submukosa yang tidak mudah teraba.Kecuali kalau sumbingnya kecil, bayi bisa mengalami kesulitan makan, kemudian kesulitan bicara. Setiap bayi yang tampak mengeluarkan air susu dari hidung selama menyusu (bukan saat muntah) kemungkinan besar memiliki sumbing palatum (Martin & Bannister, 2003).sumbing bibir pasti akan terlihat dan orang tua sering terkejut dan stress mengenai masalah penampilan anaknya. Sumbing bibir bisa bervariasi dari tidak terlihat sampai luas –unilateral dan bilateral.
Akhirnya , perawat harus memeriksa keseluruhan mulut mengenahi adanya masalah, seperti gigi kongetal yang memerlukan pengangkatan untuk mencegah aspirasi atau ulserasi lidah.beberapa dokter anak hanya mengangkat gigi bila goyang.
  1. Leher, dada, dan abdomen
Untuk memeriksa adanya fraktur, perawat harus meraba jarinya sepanjang klavikula untuk merasakan adanya iregularitas. Pembesaran payudara tidak jarang terjadi baik pada bayi pria maupun wanita dan payudara bahkan bisa mengeluarkan sekret sedikit ( “witch milk”)( Hull &johston, 1999 ). Harus ada dua puting susu. Bila jarak antara keduanya sangat lebar pada dada yang pendek, akan tampak tidak biasa, kemungkinan menunjukkan adanya abnormalitas kromosom seperti sindrom Edward.
Sebaiknya periksalah kembali bahwa klem tali pusar telah erat terpasang bahwa tidak ada penonjolan dasar pusat yang dapat menunjukan eksomfalus ( usus yang mengalami herniasi ). Tali pusat harus memiliki satu vena dan dua arteri. Jika hanya ada satu arteri dalam tali pusat , mungkin berhubungan dengan anomaly ginjal.
Beberapa bayi akan sesak napas atau napas berbunyi keras setelah kelahiran. Ini lebih sering terjadi setelah kelahiran sesaria.Bila kesulitan bernapas di sertai dengan resesi sternal dan pengembangan cuping hidung maka bayi harus dijaga dalam kehangatan dan di konsulkan ke dokter anak. Akhirnya, abdomen harus teraba lunak dan bila ada hernia yang tampak, harus segera di laporkan.
  1. Genetalia
Ukuran dan letak yang normal, dan setiap pigmentasi kulit, harus di catat.Orang tua yang berkulit gelap mungkin memiliki bayi dengan pewarnaan kulit labia dan skrotum yang lebih gelap; tetapi, bisa juga merupakan tanda adanya hiperplasia adrenal kengenital yang dapat memengaruhi jenis kelamin bayi. Pada kasus jenis kelamin tidak dapat di tentukan da nada kecurigaan hiperplasia adrenalin maka syaraf tidak boleh berusaha “menerka” jenis kelamin bayi karena bila ternyata tidak benar, terbukti lebih memberatkan bagi orang tua.
  1. Bayi laki-laki
Ukuran penis sangat bervariasi.Bidan harus memperhatikan lokasi orifisium uretra. Hipospadia adalah ketika meatus uretra membuka di permukaan bawah penis dan terjadi dalam 8,5 per 10.000 kelahiran (BDF,2003). Bila bayi mengalami hipospadia, bidan, atau ibu harus berusaha melihat apakah kencing bayi menetes menandakan adanya sumbatan uretra dan pembedahan mungkin diindikasikan untuk mencegah kerusakan ginjal.Bayi dengan hipospadia tidak boleh di sirkumsisi karena sebagian kulit mungkin di perlukan untuk perbaikan bedah kelak.
Beberapa bayi lahir dengan tetes bengkak besar,dikenal sebagai hidrokel. Ini cukup sering terjadi, dan tidak serius pada bayi baru lahir, serta akan menghilang dengan sendirinya selama beberapa bulan. Kantung skrotum di periksa dengan lembut mengenai adanya testis yang bila tidak ada, biasanya akan turun pada usia 6 minggu. Harus di buat catatan mengenai keberadaannya untuk menjaga bila kelak bergerak keluar dari kantung skrotum dan kemudian secara salah didiagnosis sebagai tidak turun.Maka di anjurkan untuk memberikan informasi kepada orang tua juga mengenai ada atau tidak adanya skrotum sehingga mereka bisa waspada untuk memeriksakan bayinya kelak.
  1. Bayi perempuan
Labia dan klitoris bisa tampak besar pada bayi preterm dan kecil menurut usia. Labia dan klitoris yang terlalu besar bisa menyebabkan bayi dengan jenis kelamin yang tidak bisa ditentukan, bahkan kadang bisa teraba testes dibawah”labia”. Muara vagina harus mudah dilihat, namun bila tidak ada, akan terlihat jelas. Pengeluaran darah dan lendir mungkin ada dalam vagina.Orangtua harus waspada bahwa pengeluaran darah bisa berlangsung sampai beberapa hari dan sebenarnya normal.
  1. Anus
Catat dan dokumentasikan setiap kluaran mekoneum serta periksalah selalu bahwa bayi memiliki anus dan bahwa letaknya benar. Anus yang salah letak bisa berhubungan dengan malformasi rectum (Baston & Durward,2001).
  1. Punggung dan tulang belakang
Bidan harus meraba dengan jari sepanjang tulang belakang untuk merasakan bila ada pembengkakan tersembunyi dan memperhatikan setiap adanya spina bifida/defek tuba neuralis.Spina bifida dapat di temukan sepanjang tulang belakang, termasuk leher, dan bervariasi dari cekungan kecil sampai kista atau kantung besar.Satu sinus, biasanya pada dasar tulang belakang, memerlukan pemeriksaan dengan ultrasonografi untuk mencari ujungnya.Defek seperti ini bisa merupakan meningokel tetapi lebih sering adalah spinba bifida okulta yang terdapat pada 10% populasi dan jarang memiliki efek buruk.
  1. Anggota badan
Anggota badan harus tampak simetris.Jari-jari tangan dan kaki bisa memiliki selaput antar-jari atau jari saling tumpang tindih, bisa mengalami deformitas, bergabung, hilang, atau kelebihan jari.Hal-hal tersebut bisa bersifat diturunkan atau merupakan bagian darisuatu sindrom, maka periksalah bayi dengan seksama.Jari yang bergabung, malformasi, atau hilang bisa juga di sebabkan oleh adanya pembentukan selaput amniotic in utero.
Talipes, istilah untuk menggambarkan suatu deformitas kaki kongenital, berupa kaki yang terpeluntir ke dalam dengan jari-jari menuju ke bawah, maupun keluar dengan tumit menujuk ke bawah. Bila kaki dapat di tarik kembali ke posisinya, kondisi ini dikenal sebagai talipes equinovarus atau “talipes structural” dan akan kembali benar dengan spontan. Bila tulang di dalam kaki telah berkembang dengan possisi abnormal maka “talipes structural” ini harus menjalani fisioterapi, pembidaian, dan kadang memerlukan pembedahan.Bayi seperti ini masih dapat tumbuh normal juga mampu berjalan dan berlari (STEPS, 2003).

  1. Kulit
Bayi yang dilahirkan melalui sesaria memiliki kemungkinan 1,9% teriris ( laserasi ) oleh pisau bedah, ini akan meningkat sampai 6% pada posisi non-verteks ( Smith et al., 1977 ). Perawat harus menjelaskan kepada orang tua apa yang telah terjadi dan bahwa ini tidak jarang karena begitu dekatnya bayi dengan uterus yang diiris. Mungkin memerlukan steri-strip dan pengawasan agar tidak sampai terjadi infeksi.Pastikan juga bahwa ahli bedah sudah mengetahui dan mendokumentasikannya. Idealnya, ahli bedah harus juga menemui orang tua harus menjelaskan apa yang telah terjadi dan menjawab setiap pertanyaan.
Saat memeriksa bayi, umumnya dapat di temukan tanda lahir; sebagian sangat jelas dari yang lainnya.Orang tua tentu saja bisa sangat terkejut melihat tanda lahir yang jelas dan besar, seperti yang terdapat pada wajah bayi, dan ingin tahu apakah hal tersebut permanen atu dapat di tangani.


















BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Penilaian apgar adalah metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan neonatus dalam 1 sapai 5 menit setelah lahir.Penilaian menit pertama adalah menentukan tindakan, sedangkan menit kelima adalah menentukan prognosa.
Kata apgar yaitu Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (respon refleks), Activity (tonus otot), and Respiration (pernapasan) (Wikipedia,2007).
  1. Komponen penilaian apgar score
  1. Dinilai 1 dan 5 menit pertama
  2. Nilai 0-3 : distress hebat
  3. Nilai 4-6 : kesukaran sedang
  4. Nilai 7-10 : tidak ada kesukaran dlm penyesuaian ekstra uterin
  5. Bayi tidak akan mencapai 10 karena warna belum merah seluruhnya
  6. Nilai Apgar dipengaruhi : prematuritas, sedasi maternal, analgetik dan gangguan neuromuscular.
Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran).
  1. Pengukuran Rutin Bayi Baru Lahir meliputi :
  1. Berat badan
  2. Panjang badan
  3. Lingkar kepala
  1. SARAN
Sebagai tenaga medis harus cermat dalam melakukan penilain karena berkaitan dengan proknosa.Segera lakukan tindakan lebih lanjut jika terdapat nilai apgar kurang dari normal dengan maksud untuk mencegah komplikasi.



DAFTAR PUSTAKA
K.M, Rohmah.,dkk .2012 .ASUHAN NEONATUS, BAYI, DAN BALITA .Jakarta : EGC
Wikipedia. 2013. AntopometriHttp://id.wikipedia.org. Diakses pada  tanggal 25 april2013, pukul 09.00 WIB.
Wikipedia. 2013. “Skor Apgar”. Http://id.wikipedia.org/wiki/Skor_Apgar . Diaksespadatanggal 25 april 2013, pukul 09.10 WIB




v

Sabtu, 27 April 2013


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
                        Kala I persalinan ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Kala I persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala I persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks.
                        Proses pembukaan serviks sebagai akibai his dibagi di bagi dalam 2 fase yaitu fase laten  dan fase aktif. Fase laten berlangsung selama 8 jam dan pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3cm. sedangkan fase aktif dibagi dalam 3 fase lagi yaitu fase akselerasi, fase dilatasi maksimal, dan fase deselerasi.
                        Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
                        Kala I ini pasti akan dilalui oleh setiap ibu hamil yang akan mengalami persalinan , sehingga kita sebagai bidan harus mengetahui perubahan fisiologis dan psikologis yang kemugkinan besar akan dialami oleh seorang ibu yang akan melahirkan, selain itu pula bidan harus menentukan manejemen asuhan apa yang pantas diberikan kepada ibu yang akan melahirkan ketika sedang dalam masa kala I .
1.2       Tujuan
1.      Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada persalinan kala I
2.      Mampu mengetahui perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada kala I
3.      Mampu memberikan pengetahuan psikologis yang terjadi pada kala I







BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1       Definisi
                        Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir.
                        Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir.
                        Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
                        Kala 1 adalah proses dimulainya dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm). (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatus,2009)
2.2       Perubahan Fisiologis Kala 1
a.       Uterus
      Saat mulai persalinan, jaringan dari miometrioum berkontraksi dan berelaksasi seperti otot pada umumnya. Pada saat otot retraksi, ia tidak akan kembali ke ukuran semula tapi berubah ke ukuran yang lebih pendek secara progresif. Dengan peruahan bentuk otot uterus pada proses kontraksi, relaksasi dan retraksi, maka kavum uterus lama kelamaan menjadi semakin mengecil. Proses ini merupakan salah satu factor yang menyebabkan janin turun ke pelviks.Kontraksi uterus mulai darifundus (Fundal dominan).Kontraksi uterus berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat kuat pada fundus.
b.      Serviks
      Sebelum onset persalinan, serviks mempersiapkan kelahiran dengan berubah menjadi lembut. Saat persalinan mendekat, serviks mulai menipis dan membuka.
Gambaran prosesnya adalah sebagai berikut:
                                    ·            Penipisan serviks (effacement)
Berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan penipisan serviks. Seiring dengan bertambah efektifnya kontraksi, serviks mengalami perubahan bentuk menjadi  lebi tipis.  Hal ini disebabkan oleh kontraksi uterus yang bersifat fundal dominan sehingga serviks seolah-olah tertarik ke atas dan lama kelamaan menjadi tipis. Batas antara segmen atas dan bawah rahim  (recreation ring) mengikuti arah tarikan ke atas, sehingga seolah-olah batas ini letaknya bergeser ke atas. Panjangnya serviks pada akhir kehamilan normal berubah-ubah (dari beberapa mm-3cm). Dengan dimulainya persalinan, panjang serviks berkurang secara teratur sampai menjadi sangat pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang sangat tipis ini disebut dengan “menipis penuh”.
                                    ·            Dilatasi
Proses ini merupakan kelanjutan dari effacement. Setelah serviks dalam kondisi menipisnya penuh, maka tahap berikutnya adalah pembukaan. Serviks membuka disebabkan daya tarikan otot uterus ke atas secara terus menerus saat uterus berkontraksi.
Dilatasi dan diameter serviks dapat diketahui melalui pemeriksaan intravagina. Berdasarkan diameter pembukaan serviks, proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu:
1.   Fase laten
     Berlangsung selama kurang lebih 8 jam
2.   Fase aktif
                                                            ·            Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 jam kini menjadi 4 cm.
                                                            ·            Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
                                                            ·            Fase deselerasi. Pembukaan melambat kembali, dalam 2 jam pembukaan dari 9 jam menjadi lengkap (10 cm). Pembukaan lengkap berarti bibi serviks dalam keadaan tak teraba dan diameter lubang serviks adalah 10 cm.
                 Fase diatas dijumpai pada primigravida. Pada multigravida tahapannya lebih cepat untuk setiap fasenya. Pada primigravida berlangsung selama 13 jam, sedangkan pada multigravida sekitar 7 jam.
                 Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudia ostium eksternum membuka. Namun pada multigravida, ostium uteri inernum dan eksternum serta penipisan dan pendarahan serviks terjadi dalam waktu yang sama.
Lendir Darah
Perdarahan dan dilatasi serviks melonggarkan membrane dari daerah internal dengan sedikit perdarahan dan menyebabkan lendir bebas dari sumbaan atau operculum. Terbebasnya lendir dari sumbatan ini menyebabkan terbentuknya tonjolan selaput ketuban yang teraba saat dilakukan pemeriksaan intravagina. Pengeluaran ini disebut show atau Bloody show yang mengindikasikan telah dimulainya proses persalinan.
c.       Ketuban
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hamper atau sudah lengkap, Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan udah lengkap.Bila ketuban telah pecah sebelum pembukaan ke-5 disebut ketuban pecah dini (KPD).
d.      Tekanan Darah
·        Tekanan darah akan meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistol rata-rata 15-20 mmHg dan diastole rata-rata 5-10 mmHg.
·        Pada waktu-waktu tertentu di antara kontraaksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan.
·        Dengan mengubah posisi pasien dari telentang ke posisi miring kiri , perubahan tekanan darah selama persalinan dapat dihindari.
·        Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah.
·        Apabila pasien merasa sangat takut pertimbangkan bahwa hal itu dapat meningkatkan tekanan darah.
e.       Metabolisme
·        Selama persalinan, metabolism karbohidrat baik aerob maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningatan terutama karena kecemasan.
·        Peningkatan aktivitas metabolic terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, curah jantung, dan cairan yang hilang.

f.        Suhu Tubuh
·     Suhu tubuh meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah melahirkan.
·        Peningkatan suhu tubuh yang tidak lebih dari 0,5-10C dianggap normal, nilai ersebut mencerminkan nilai metabolisme selama persalinan.
·        Peningkatan suhu adalah normal dalam persalinan, namun bila persalinan berlangsung lebih lama peningkatan suhu tubuh dapat mengindikasikan dehidrasi, sehingga parameter lebih baik dicek, begitu juga pada kasusu ketuban pecah dini dan infeksi.
g.       Detak jantung
·        Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan selama fase peningkatan, penurunan sampai titik puncak samapi frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi di antara kontraksi, dan peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim di antara kontraksi.
·        Penurunan yang mencolok selama puncak kontraksi uterus tidak terjadi jika wanita berada pada posisi miring, bukan telentang.
·        Frekuensi denyut nadi di antara kontraksi sedikit lebih tinggi disbanding selama periode menjelang persalinan. Hal ini mencerminkan peningkatan metabolism selama persalinan.
·        Sedikit peningkatan denyut nadi dianggap normal , maka diperlukan pengecekan parameter lain untuk menyingkirkan proses infeksi.
h.       Pernapasan
·        Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan dianggap normal selama persalinan.
·        Hyperventilasi yang memanjang adalah temuan abnormal yang adapat menyebabkan alkalosis.
i.         Perubahan Renal (Berkaitan dengan ginjal)
·        Poliuri, dapat diakibatkan karena peningkatan curah jantung
·        Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap dua jam ) untuk mengetahui adanya distensi , juga harus dikosongkan untuk mencegah obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang penuh, yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin, dan trauma pada kandung kemih akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hipotonia kandung kemih dan retensi urine selama periode pascapersalinan.
·        Sedikit proteinuria (+1), lebih sering terjadi pada primipara, pasien anemia, atau yang persalinan lama.
·        Proteinuria yang nilanya +2 atau lebih data yang abnormal. Indikasi pre-eklamsia.
j.        Gastrointestinal
·        Motilitas dan absorbsi lambung terhadap makanan padat jauh berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk
Oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, maka saluran cerna bekerja lebih lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Cairan tidak dipengaruhi dan waktu yang dibutuhkan oleh lambung tetap seperti biasa. Makanan yang dimakan selama pperiode menjelang persalinan atau fase prodormal atau fase laten persalinan cenderung akan tetap di dalam lambung selama persalinan.
·        Lambung yang penuh dapat menimbulkan ketidaknyamanan selama masa transisi. Krena itu pasien tidak dinajurkan untuk makan dengan porsi besar atau minum berlebihan, tapi makan dan minum ketika keinginan timbul ini untuk mempertankan energy dan hidrasi.
·        Mual dan muntah umum terjadi pada fase transisi menandakan akhir fase pertama persalinan. Pemberian obat oral tidak efektif selama persalinan. Perubahan saluran cerna kemungkinan timbul sebagai respon terhadap salah satu kombinasi antara factor-faktor seperti kontraksi uterus, nyeri, rasa takut, khawatir, obat atau komplikasi.
k.      Hematologi
·        Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 mg% selama persalinan dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama pascapersalinan jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal.
·        Jangan terburu-buru yakin bahwa seorang pasien tidak anemia.
·        Selama persalinan, waktu koagulasindarah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut. Perubahan ini menurunkan resiko perdarahan pascapersalinan pada pasien normal.
·        Hitung sel darah putih secara progresif meningkat selama kala I sebesar kurang lebih 5 ribu/uI (rata=15 ribu/uI saat pembukaan lengkap). Jika peningktan lebih besar indikasi infeksi.
·        Gula darah menurun selama proses persalinan, dan menurun drastic pada persalinan yang lama dan sulit. Hal ini karena terjadi peningkatan aktivitas  uterus dan rangka.

2.3       Perubahan Psikologis :

a.       Kala I Fase Laten
Pada awal persalinan, kadang pasien belum cukup yakin bahwa ia akan benar-benar melahirkan meskipun tanda persalinan sudah cukup jelas. Pada tahap ini support sangatlah penting.
Seiring dengan kemajuan proses persalinan dan intensitas rasa sakit akibat his yang meningkat, pasien akan mulai merasakan putus asa dan lelah. Ia akan selalu menanyakan apakah ini sduah hamper berakhir ? Pasien akan senang sekali bila dilakukan pemeriksaan dalam (vaginal touch) dan berharap bahwa hasil pemeriksaan mengindikasikan proses persalinan akan segera berhasil.
Beberapa pasien akhirnya dapat mencapai suatu Coping mechanism terhadap rasa sakit akibat his.
b.      Kala Fase Aktif
Memasuki kala I fase aktif, sebagian besar pasien akan mengalami penurunan samina dan sudah tidak mampu lagi untuk turun dari tempat tidur, terutama pada primipara. Pada fase ini pasien sangat tidak suka jika diajak bicara atau diberi nasehat mengenai apa yang seharusnya ia lakukan. Ia lebih focus untuk berjuang mengendalikan rasa sakit dengan keinginan untuk meneran. Jika tidak bisa mengendalikan rasa sakit dengan pengaturan nafas yang benar, maka ia akan mulai menangis dan berteriak-teriak dan mungkin akan melupakan kemarahannya pada suami atau orang terdekatnya. Perhatian terhadap orang terdekatnya akan sangat berpengaruh.
Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah membiarkan pasien mengatasi masalahnya sendiri namun tidak meninggalkannya.
c.       Kala I Akhir
        Menjelang kala II pasien sudah dapat mengtasi kemabli rasa sakit akibat is dan kepercayaan dirinya mulai tumbuh. Pada fase ini ia akan kembali bersemangat untuk mendapatkan persalinannya. Ia akan mengikuti intruksi bidan, dan pada fase ini dukungan mental sangatlah penting.

2.4       Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
Riwayat pasien
a.       Usia
b.      Jumlah gravid atau para
c.       Kontraksi: waktu pertama kontraksi, frekuensi, dan durasi dari awal sampai saat ini.
d.      Intensitas kontraksi pada saat berbaring dibandingkan saat berjalan berkeliling
e.       Gambaran lokasi ketidaknyaman ketika kontraksi
f.        Gerakan janin
g.       Lama persalinan sebelumnya
h.       Komplikasi sebelum persalinan (anterpartum), saat persalinan, dan pascapersalinan pada pengalaman sebelumnya.
i.         Metode persalinan sebelumnya
j.        Ukuran (berat badan) terbesar dan terkecil bayi sebelumnya.
k.      Taksiran partus dan usia kehamilan saat ini.
l.         Munculnya bloody snow
m.     Ada atau tidaknya perdarahan pervagina
n.       Status ketuban
o.      Masalah Prenatal
p.      Kapan terakhir makan dan minum
q.      Kapan terakhir BAB dan BAK

Pemeriksaan Fisik
a.       Tanda vital
b.      Berat badan
c.       Denyut jantung janin
d.      Pola kontraksi
e.       Gerakan janin
f.        Penancapan (engagement)
g.       Taksiran berat janin (TBJ) dan tinggi fundus uterus (TFU)
h.       Letak, presentasi, posisi dan variasi janin
i.         Jaringan parut pada abdomen
j.        Edema ekstremitas
k.      Refleks dan tonus otot
l.         Pemeriksaan pelviks (vaginal touché)
-Penipisan dan pembukaan serviks
-Posisi serviks
-Adanya bloody snow
-Molding dan caput seccedaneum
-Letak, posisi, dan variasi janin
-Status ketuban
-Orifisium vagina dan badan perineum

Pemeriksaan Dalam (Vaginal Touch)
                 Pemeriksaan dalam adalah pemeriksaan genetalia bagian dalam mulai dari vagina sampai serviks menggunakan dua jari, yang salah satu takniknya adalah dengan menggunakan skala ukuran jari ( lebar satu jari berarti satu cm) untuk menentukan diameter dilatasi serviks ( pembukaan serviks atau porsio) pemeriksaan dalam dilakukan untuk menilai:
1.      Vagina ( terutama dindingnya) apakah ada bagian yang menyempit.
2.      Keadaan serta pembukaan serviks
3.      Kapasitas panggul
4.      Ada atau tidaknya tumor pada jalan lahir
5.      Pecah tidaknya selaput ketuban
6.      Presentasi janin
7.      Turunnya kepala dalam panggul
8.      Penilaiaan besarnya kepala terhadap panggul
9.      Apakah proses persalinan telah dimulai serta kemajuan persalinan

Pemeriksaan Janin
Perbedaan mengenai waktu pemeriksaan DJJ antara persalinan normal dengan persalinan resiko tinggi.
Persalinan Normal
PersalinandenganresikoTinggi
Setiap 1 jam padafaselaten
Setiap 15 menitpadafaselaten
Setiap 30 menitpadafaseaktif
Setiap 5 menitpadafaseaktif

Fokus pengkajian pada fase laten:
a.       Integritas ego: senang atau cemas dalam menghadapi persalinan.
b.      Nyeri : kontraksi uterus teratur, ada peningkatan frekuensi, durasi, dan intensitas his. Kontraksi uterus bersifat ringan, tiap 5 sampai 10 menit, dengan durasi 10 sampai 30 detik.
c.       Keamanan: denyut jantung janin paling baik terdengar di sekitar umbilikus (bergantung pada posisi janin)
d.      Seksualitas : selaput ketuban mungkin tidak pecah. Pembukaan serviks dari 0-4 cm, janin mungkin pada O untuk primigravida sampai +2 cm untuk multigravida.
Fokus pengkajian pada fase Aktif:
a.       Aktivitas : kelelahan
b.      Integritas ego : ketakutan, terhanyut pada proses persalinan
c.       Nyeri : kontraksi sedang tiap 2-5 menit selama 30-45 detik
d.      Keamanan: denyut jantung janin terdeteksi di bawah pusat
e.       Seksualitas: dilatasi serviks 4-8 cm, perdarahan jumlahnya sedang, janin turun 1-2 di bawah tulang iskial.
Fokus Pengkajian pada Fase Deselerasi/ fase kala I akhir:
a.       Sirkulasi : tekanan darah meningkat 5-10 mmHg di normal klien
b.      Integritas ego : perilakunya peka, dapat mengalami kesulitan mempertahankan control diri, dan perlu pengingat tentang pernapasan.
c.       Eliminasi : dorongan untuk defekasi
d.      Makanan/cairan : dapat terjadi muntah
e.       Nyeri/ketidaknyamanan : kontraksi uterus kuat terjadi setiap 2 sampai 3 menit, lamanya 45-60 detik, sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman yang hebat pada derah abdomen/sacral, dapat terjadi tremor kaki, dan sangat gelisah karena nyeri atau takut.
f.        Keamanan : diaforetik, DJJ terdengar pubis, DJJ dapat menunjukkan deselarasi lambat (sirkulasi uterus terganggu) atau deselerasi awal (kompresi kepala).
g.       Seksualitas : dilatasi serviks dari 8-10 cm, penurunan janin dari +2 sampai +4 cm, tampilan darah bisa banyak

2.5       Diagnosa
Fase laten:
·        Resiko cemas tinggi
·        Kurang pengetahuan tentang kemjuan persalinan dan ketersediaan pilihan yang berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan interpretasi informasi
·        Resiko kekurangan volume cairan
·        Resiko tinggi terhadap koping individu yang tidak efektif
·        Resiko tinggi terhadap cedera janin
Fase Aktif:
·        Nyeri akut
·        Perubahan pola eliminasi
·        Resiko tinggi Ansietas
·        Resiko tinggi cedera maternal
·        Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas terhadap janin
Fase deselerasi
·        Nyeri akut
·        Resiko tinggi penurunan curah jantung
·        Resiko tinggi kekurangan volume cairan
·        Keletihan
·        Resiko tinggi koping indvidutidak efektif

2.6       Intervensi

No
Diagnosa
Intervensi
Rasional
FaseLaten
1
Resikotinggicemas
Tujuan :
Setelahdilakukantindakandalam 1/2x24 jam resikocemasdapatdihindari.
1.      Beridukunganselamaintrapartumsecarakontinusesuaikebutuhan
2.      Berikaninformasitentangperubahanpsikologisdanperubahanfisiologisdalamperalihansesuaikebutuhansertaorientasukanklienpadalingkungan, staf, danprosedur-prosedur yang ada.
3.      Kajitingkatpenyebabkecemasan, kesiapanmelahirkansertalatarbelakangbudayadan orang terdekat.
4.      Pantautekanandarahdannadi
5.      Pantaupolakontraksi uterus danlaporkanbilaterjadidisfungsipersalinan.
6.      Anjurkanklienuntukmengungkapkanperasaan, rasa takut, danmasalahnya.
7.      Demonstrasikanmetoderelaksasidalampersalinandanberikankenyamanan.
8.      Berikesempatanuntukmembicarakanhal-hal yang berkaitandengannamabayi, rasa takutselamahamil, danperkiraanpersalinan.
9.      Anjurkanuntukberaktivitas , misalnyajalan-jalan, bacabuku
10.  Siapkandan bantu untukpulangdarirumahsakit

1.      Kontiunitasperawatandapatmenurunkanstres
2.      Pendidikansertainformasitentangkeadaanlingkungandapatmengurangistresdankecemasansehinggaakanmeningkatkankemajuanpersalinan.
3.      Kecemasanakanmemperberatpresepsinyerimemengaruhipenggunaanteknikkoping, danmenstimulasipelepasanaldosteron yang dapatmeningkatkanresponnatriumdan air.
4.      Stersakanmengaktifkansistemadenokortikalhipofisishipotalamik yang meningkatkanresistensiresorbsinatriumdalam air danmeningkatkaneksresikalium. Kehialangankaliumdapatmemperberatpenurunanaktivitasmiometriumsertaresorpsinatriumdan air akanmempereratperkembangantoksemia.
5.      Polakontraksihipertonikdapatterjadibilastresmenetapdanmemperpanjangpelepasankatekolamin.
6.      Stres rasa takutdancemasmempunyaiefekpada proses persalinan, yaitumemperlamafase I danketidakseimbanganepinafrinedanneopinefrinedapatmeningkatkandisfungsipolapersalinan.
7.      Menurunkan stressor yang dapatmemperberatansietasdanmemberikanstrategikoping.
8.      Sebagaipengalihandanmembantumelewatimasapersalinan yang panjang.
9.      Mengalihkanperhatiandaripersalinan
10.  Awalfaselatendantidakadatandakemajuanpersalinan, kenyamananlingkunganrumahdapatmengurangistres.
FaseAktif
2
Perubahanpolaeliminasi
1.      Palpasi di atassimfisis pubis
2.      Catatdanbandingkaninput dan output, catatjumlahwarnadankonsentrasi, sertaberatjenis.
3.      Anjurkanberkemihtiap 1-2 jam
4.      Aturposisitegak, alirkan air darikran, ataukucurkan air hangat di atas perineum.
5.      Ukursuhu, nadi,dan turgor kulit.
6.      Kateterisasisesuaiindikasi.
1.      Deteksikepenuhan urine dalamkandungkemih.
2.      Output kira-kiraharussamadengan input. Penurunan output bisaterjadidehidrasi, hemoragi, danhipertensi. Peningkatan output menunjukkanadanyaretensicairanberlebihansebelumpersalnan.
3.      Tekanankandungkemiholehpresentasijaninmenganggupengosongansecaratuntas.
4.      Memudahkanberkemih
5.      Memantaudrajaddehidrasi
6.      Kandungkemihterlaludistensidapatmenyebabkanatoni, menghalangiturunnyajanin, danmenimbulkan trauma karenapresentasijanin.
FaseDeselerasi

Keletihan
1.      Kajiderajatkeletihan
2.      Sediakanlingkunganredup
3.      Informasikankemajuanpersalinandanberikanpenguatan.
4.      Berikantindakankeamanan
5.      Anjurkanklienuntukmenutupmata, meluruskan kaki,  danrelaksasi di antarakontraksi.
6.      Pantauadanyaketon di dalam urine (ketonuria)
7.      Berikan analgesic sesuaianjurandokterbilakelahirantidakterjadidalamsatu jam
1.      Keletihandapatmenggangukemampuanfisikfisikdanpsikologisdalammenghadapi proses persalinan.
2.      Membantumeningkatkanistirahatdanmenurunkan stressor
3.      Mengetahuikemajuanpersalinandapatmembantumempertahankanupaya yang dilakukan
4.      Meningkatkanrelaksasidanmengautkankoping
5.      Posisi yang nyamandapatmempermudahrelaksasiotot.
6.      Ketonuriamenandakanadanyaasidosis metabolic, sehinggadapatmenururnkanaktivitas uterus dankeletihanmiometrium yang menyebabkanwaktupartusmenjadi lama
7.      Membantumengatasikontraksidanmemudahkanrelaksasi. Analgesikdapatmenyebabkandepresijanin.



BAB III
KESIMPULAN
            Kala satu persalinan didefinisikan sebagai permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap (10cm). hal ini dikenal sebagai tahap pembukaan. Ada sejumlah tanda dan gejala peringatan yang akan meningkatkan kesiagaan anda bahwa seorang wanita sedang mendekati waktu bersalin. Wanita tersebut akan mengalami berbagai kondisi berikut, mungkin semua atau malah tidak sama sekali. Perubahan – perubahan fisiologis yang terjadi pada uterus dan jalan lahir antara lain keadaan segmen atas dan segmen bawah pada persalinan, kontraksi otot rahim , perubahan bentuk rahim , faal ligamentum rotondum ,perubahan pada serviks, pendataran dari serviks ,bloody show, pembukaan dari serviks,  perubahan dari vagina dan dasar panggul . selain terjadi pada uterus dan jalan lahir , terjadi juga perubahan fisiologis maternal pada persalinan.
            Berbagai perubahan psikologi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan tuntutan pada wanita dan bagaimana ia mengatasi tuntutannya terhadap dirinya yang muncul dari persalinan dan lingkungan tempat ia bersalin. Kondisi psikologis keseluruhan wanita yang sedang menjalani persalinan sangat bervariasi , tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi uang ia terima selama persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang diterima wanita dari pasangannya atau orang terdekatannya.

















DAFTAR PUSTAKA

Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan: Persalinan dan Kelahiran. Cetakan I.
Penerjemah: H.Y. Kuncara. Editor edisis bahasa Indonesia Monica Ester. Jakarta: EGC
Garerry Matthew, M. & Govan,A.D.T. 1974. Obstetric Illustrated. Scond Edition.london dan            New York: Churchill Livingstone
Henderson C., Jones K. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
Pusdiknakes. 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen           Diploma III Kebidanan. Buku 3 Asuhan Kebidanan Intra Partum. Jakarta: Pusdiknakes.